ARTICLE AD BOX
Kenangan tersebut menjadi fokus utama dalam acara ‘Anthology of
Indonesian Music’ yang diselenggarakan secara megah di Pendopo Lobby The
Apurva Kempinski Bali, Kuta Selatan, Badung pada Jumat (8/11/2024).
Indonesian Music’ yang diselenggarakan secara megah di Pendopo Lobby The
Apurva Kempinski Bali, Kuta Selatan, Badung pada Jumat (8/11/2024).
Menggandeng musisi legendaris Indra Lesmana, didampingi oleh Aksan Sjuman dan Raul Renanda, acara ini menghadirkan perjalanan musikal yang menghubungkan generasi.
“Sebagai perwakilan generasi sebelumnya, kami menyadari pentingnya suara generasi muda dalam melestarikan musik Indonesia. Sungguh mengasyikkan menyaksikan interaksi antara generasi yang lebih tua dan muda dalam menghargai kekayaan musik Indonesia,” ujar Indra Lesmana.
Sementara, Melody Siagian, Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali mengungkapkan jika gelaran tersebut bagian dari upaya melanjutkan kampanye “Powerful Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika” yang mempromosikan keberagaman budaya melalui musik.
Perhelatan akbar yang bertajuk 'Best of the Best: Anthology of Indonesian Music', menjadi penutup rangkaian 'Anthology of Indonesian Music' pada tahun 2024. Ajang musik yang sangat dinantikan ini menampilkan musisi ternama Indonesia, seperti Aksan Sjuman, Indra Lesmana, dan Raul Renanda, serta nama-nama besar lainnya seperti Tompi, Oppie Andaresta, dan Nesia Ardi.
“Acara ini menghidupkan kembali berbagai genre musik tanah air, mulai dari jazz, pop, rock, hingga dangdut dan nostalgia musik 80-an, menghadirkan koleksi “Terbaik dari yang Terbaik” yang telah dikurasi sejak awal proyek ini,” ungkap Melody.
Selain menikmati alunan musik berkualitas, para penonton juga diundang untuk terlibat dalam diskusi interaktif yang membahas sejarah dan perkembangan musik Indonesia. Diskusi ini, yang dipandu oleh Aksan Sjuman dan Indra Lesmana, memperkaya wawasan audiens tentang musik lokal, menyatukan harmoni tradisional dan jazz kontemporer yang menggugah.
“Acara ini menghidupkan kembali berbagai genre musik tanah air, mulai dari jazz, pop, rock, hingga dangdut dan nostalgia musik 80-an, menghadirkan koleksi “Terbaik dari yang Terbaik” yang telah dikurasi sejak awal proyek ini,” ungkap Melody.
Selain menikmati alunan musik berkualitas, para penonton juga diundang untuk terlibat dalam diskusi interaktif yang membahas sejarah dan perkembangan musik Indonesia. Diskusi ini, yang dipandu oleh Aksan Sjuman dan Indra Lesmana, memperkaya wawasan audiens tentang musik lokal, menyatukan harmoni tradisional dan jazz kontemporer yang menggugah.
Melody menegaskan bahwa acara ini lebih dari sekadar konser; ini adalah perayaan warisan budaya Indonesia yang memikat, mendalam, dan mengedukasi.
“Kami ingin para tamu merasakan kebanggaan akan kekayaan musik Indonesia yang memadukan tradisi dan modernitas,” tambahnya.
Kolaborasi Aksan Sjuman, Indra Lesmana, dan Raul Renanda ini telah mencuri perhatian sejak dirilisnya buku 'Antologi Musik Indonesia' di L'Atelier by Cyril Kongo pada Maret 2023. Berkat kesuksesan edisi-edisi sebelumnya, yaitu 'Pop Anthology', 'Rock Anthology', hingga '80's Melancholy', edisi kali ini mempersembahkan kompilasi terbaik yang membawa penonton melintasi perjalanan musikal penuh kenangan. Seluruh area lobi bergema dengan lagu-lagu klasik seperti "Kisah Kasih di Sekolah" oleh Chrisye, "Begadang" dari Rhoma Irama, hingga "Menghujam Jantungku" dari Tompi.
“Kami ingin para tamu merasakan kebanggaan akan kekayaan musik Indonesia yang memadukan tradisi dan modernitas,” tambahnya.
Kolaborasi Aksan Sjuman, Indra Lesmana, dan Raul Renanda ini telah mencuri perhatian sejak dirilisnya buku 'Antologi Musik Indonesia' di L'Atelier by Cyril Kongo pada Maret 2023. Berkat kesuksesan edisi-edisi sebelumnya, yaitu 'Pop Anthology', 'Rock Anthology', hingga '80's Melancholy', edisi kali ini mempersembahkan kompilasi terbaik yang membawa penonton melintasi perjalanan musikal penuh kenangan. Seluruh area lobi bergema dengan lagu-lagu klasik seperti "Kisah Kasih di Sekolah" oleh Chrisye, "Begadang" dari Rhoma Irama, hingga "Menghujam Jantungku" dari Tompi.
Penonton yang hadir pun terhanyut dalam nostalgia, merasakan setiap nada yang membangkitkan memori indah. Sebagai penutup, lagu "Ini Rindu" karya Farid Hardja dan Lucky Resha mengiringi akhir acara dengan energi yang membara, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
“Gelaran ini tidak hanya sukses merayakan keindahan musik tanah air, tetapi juga mengajak penonton menyelami esensi Bhinneka Tunggal Ika melalui nada dan harmoni,” pungkasnya. *ol3
“Gelaran ini tidak hanya sukses merayakan keindahan musik tanah air, tetapi juga mengajak penonton menyelami esensi Bhinneka Tunggal Ika melalui nada dan harmoni,” pungkasnya. *ol3