ARTICLE AD BOX
“Saya dengar hilang awalnya, sehingga saya cross check ke lapangan, apakah kemalingan. Akhirnya saya cek, ternyata dari kontraktor melepas karena banyak lampu yang mati dan dicarikan penggantinya,” ujar Alit saat dikonfirmasi pada Minggu (20/4) siang.
Dia mengaku jika memang benar enam lampu sorot yang dilepas dan kini sudah disimpan di gudang Tsunami Shelter Kuta. Dia menegaskan bahwa tindakan pelepasan lampu tersebut merupakan bagian dari pemeliharaan rutin yang masih menjadi tanggung jawab kontraktor. Lampu pengganti saat ini sedang dipesan dan akan segera dipasang kembali.
“Melepas lampu sorot itu arahan dari kontraktor karena itu masih tanggungan kontraktor. Lampunya yang baru masih dipesan dan akan dipasang kembali, yang jelas, semuanya sudah ada di gudang,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, Anak Agung Rama Putra, membenarkan bahwa telah terjadi miskomunikasi internal, sehingga informasi awalnya menyebutkan lampu hilang dicuri. “Nggih (ada miskomunikasi). Itu sebenarnya masih di kapasitas pemeliharaan penyedia, mungkin dibilang SDA tidak sinkron komunikasinya dengan Kabid Cipta Karya. Benar juga, pengamatan kami di lapangan tidak tahu kapan dibuka, kenapa dibuka, sehingga miskomunikasi memang,” ungkapnya.
Gung Rama menjelaskan, gedung Tsunami Shelter Kuta masih dalam masa pemeliharaan selama dua tahun oleh penyedia, pihaknya tidak mengetahui secara detail teknis pelaksanaan penggantian fasilitas. “Pengamat, saya tanya di lapangan juga tidak tahu, sehingga diduga hilang. Jadi miskomunikasi,” tambahnya.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa gedung Tsunami Shelter Kuta merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Badung yang sering dimanfaatkan untuk kegiatan berbagai instansi, mulai dari kementerian hingga pemerintah provinsi dan kabupaten. Dengan adanya klarifikasi ini, dugaan pencurian lampu sorot di Tsunami Shelter Kuta dinyatakan tidak benar. Lampu-lampu tersebut akan segera diganti dan dipasang kembali sesuai prosedur pemeliharaan oleh penyedia.
“Menurut saya karena masih masa pemeliharaan, mungkin ada instruksi dari Kabid Cipta Karya untuk melakukan perbaikan. Jadi bukan hilang, dibuka oleh penyedia dan diletakkan di Tsunami Shelter,” katanya lagi. 7 ol3