Kembangkan Kelas Industri, SMK TI Bali Global Badung Gandeng Tiga Mitra Sekaligus

8 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Program kelas industri ini difokuskan untuk jurusan PPLG (Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim) serta TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi), melengkapi jurusan Bisnis Digital. Peresmian ini ditandai dengan pembukaan kelas khusus dan pengenalan fasilitas praktik yang akan mendukung kegiatan pembelajaran berbasis industri. 

Kepala SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa, menyampaikan antusiasmenya atas realisasi program ini. Ia mengatakan kehadiran kelas industri merupakan bentuk nyata dari konsep ‘Industri Dalam Sekolah, Sekolah Dalam Industri.’

“Jadi kita patut bersyukur, seperti yang disampaikan pimpinan yayasan dan Disdikpora Bali, bahwa di SMK TI Bali Global Badung ini sudah lebih dari sekadar link and match, tetapi benar-benar menyatukan sekolah dan industri,” jelasnya ditemui di sela-sela acara peresmian.

Acara ini turut dihadiri Ketua Yayasan Pendidikan Bali Global Denpasar Dr Dadang Hermawan, Kabid Pembinaan SMK, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali I Gusti Ngurah Crisna Adijaya, para guru, staf, siswa-siswi SMK TI Bali Global Badung, serta jajaran dari mitra industri.

Menurutnya, keberadaan kelas industri menjadi jawaban atas asumsi bahwa lulusan SMK sulit mendapatkan pekerjaan. Justru, melalui kolaborasi ini, siswa mendapatkan pengalaman praktik melalui program PKL (praktik kerja lapangan), pemagangan, dan pelatihan langsung dari industri mitra.

“Kita menerapkan model pembelajaran Teaching Factory, dengan harapan bagaimana implementasi di industri itu bisa anak-anak dapatkan dalam konsep pembelajaran. Output-nya nanti siswa kami itu bisa diterima untuk bekerja atau bahkan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi juga,” ujarnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Bali Global Denpasar, Dr Dadang Hermawan, menyebut peluncuran kelas industri ini sebagai momen penting untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa SMK TI Bali Global Badung memiliki kedekatan nyata dengan industri.

“Industri adalah pemakai atau user daripada alumni SMK ataupun juga alumni Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, kami di STIKOM Bali itu selalu dekat dengan industri,” jelas Dadang yang juga Rektor ITB STIKOM.

Ia menjelaskan, konsep kerja sama ini bahkan melampaui gagasan link and match. Menurutnya, saat ini tidak ada lagi jarak antara sekolah dan dunia industri, karena industri telah masuk ke dalam lembaga pendidikan, begitu pula siswa yang dikirim ke tempat praktik. Dadang menambahkan tidak semua SMK TI telah memiliki Teaching Factory, namun kehadiran industri di sekolah seperti yang dilakukan di SMK TI Bali Global Badung merupakan bentuk langkah maju menatap masa depan.

Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Crisna Adijaya, menilai program kelas industri di SMK TI Bali Global Badung sebagai bentuk komitmen luar biasa dalam memberikan variasi kejuruan kepada siswa selain daripada yang umum di Bali yaitu Pariwisata.

“Luar biasa komitmen dari SMK TI Bali Global Badung dalam memberikan variasi pilihan kejuruan di Bali. Tentunya anak-anak Bali juga harus open-minded, karena kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada jurusan pariwisata, perhotelan, atau kuliner,” jelasnya.

Menurutnya, Bali memiliki potensi besar dalam bidang teknologi, dan sektor tersebut harus mulai dibangun dari sekarang. Karena itu, Disdikpora Bali mendorong semua SMK untuk mengejar ketertinggalan dengan industri melalui pembelajaran berbasis kelas industri.
“Industri itu berlari sangat cepat kalau saya bilang kecepatannya seperti cahaya. Sementara SMK kita belum bisa mengikuti kecepatan itu. Maka dengan mendekatkan industri ke sekolah, kita bisa berjalan beriringan,” jelas Crisna.

Ia berharap, ke depan semakin banyak jurusan non-pariwisata di Bali agar lulusan SMK memiliki lebih banyak pilihan karier. “Lapangan kerja di teknologi semakin hari semakin banyak jenisnya. Bahkan kalau kita mengikuti perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) di dunia, beberapa pekerjaan yang konservatif itu akan musnah, sehingga teknologi adalah jawaban terhadap lapangan kerja ke depan. Jadi bersekolah di SMK TI Bali Global,” tuturnya.

Pihak mitra juga menyampaikan dukungan penuh terhadap implementasi program. Manager Axioo Education Indonesia Timur, Richard Cavalera, menyebut program Axioo Class Program di SMK TI Bali Global Badung sebagai real project untuk menyelaraskan kompetensi siswa dengan kebutuhan industri.

Ia menjelaskan, pemilihan sekolah ini dilatarbelakangi kerja sama yang telah lebih dulu terjalin antara Axioo dengan STIKOM Bali melalui program Axioo Campus Class Program (ACCP). Dari kerja sama dengan perguruan tinggi tersebut, Axioo kemudian memperluas jangkauan ke jenjang SMK sebagai generasi awal pendidikan vokasi.

Program ini menyasar siswa jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG) dan dirancang agar selaras dengan kebutuhan industri melalui kurikulum berbasis Axioo Class. Harapannya, setelah lulus, siswa dapat langsung diserap dunia kerja atau melanjutkan ke STIKOM Bali pada jurusan ACCP.

Hal senada disampaikan Manager SBU Regional Bali dan Nusa Tenggara PLN Icon Plus, Tanti Sitorus, mengatakan bahwa SMK TI Bali Global Badung menjadi sekolah pertama di Bali yang digandeng untuk membentuk kelas industri di bidang telekomunikasi. Sebelumnya, kerja sama hanya sebatas program magang, namun kini dikembangkan menjadi program pembelajaran yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

“Kalau ini kita dalam kelas industri ini adalah first time, pertama kali. Tapi untuk anak-anak magang ini sudah beberapa kali ya, mungkin sudah bertahun-tahun kerja samanya. Tapi membangun kelas industri seperti ini, ini adalah SMK TI Global Badung yang pertama dan akan kami jadikan sebagai benchmark, sebagai percontohan di Bali,” ujarnya.

Ia menyebut pihaknya sudah menerima siswa SMK TI Bali Global Badung untuk magang di sejumlah lokasi kerja PLN Icon Plus. Namun dengan adanya kelas industri, peserta didik tak hanya mengalami magang singkat, tetapi langsung masuk ke dalam program pembelajaran yang disusun bersama dunia industri.

“Antara konsep dan eksekusinya, anak-anak sudah memahami. Jadi ketika mereka masuk ke dunia industri telekomunikasi khususnya, mereka tidak hanya punya ijazah atau sertifikat, tapi memang siap bekerja,” jelas Tanti.

PLN Icon Plus, lanjutnya, membuka peluang bagi lulusan SMK TI Bali Global Badung untuk direkrut, baik secara langsung setelah tamat, maupun sambil melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Harapan kami, yang pertama ini bukan yang terakhir. Kami akan adopsi ini ke SMK-SMK lain di Bali,” pungkasnya.

Salah satu bentuk sinergi terbaru lainnya adalah kerja sama dengan Sriwijaya Camera Denpasar. Perwakilan Sriwijaya Camera, Wisnu Adisantha, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan untuk terlibat langsung dalam dunia pendidikan vokasi.

“Kami merasa benar-benar terlibat dan berkontribusi langsung dalam dunia pendidikan, dan bangga bisa bekerja sama dengan SMK TI Bali Global Badung,” ujar Wisnu.

Sebagai wujud nyata dari kolaborasi ini, telah dibentuk studio pembelajaran siswa di lingkungan sekolah. Studio ini diharapkan menjadi sarana praktik sekaligus wadah kreatif siswa dalam mengembangkan keterampilan di bidang multimedia, fotografi, serta bisnis digital.

Wisnu juga menyampaikan harapannya agar keberadaan studio Sriwijaya Camera di SMK TI Bali Global Badung mampu memberikan manfaat nyata bagi siswa dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.

Sebagai informasi, saat ini SMK TI Bali Global Badung telah membuka Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun pelajaran 2025/2026 untuk empat jurusan, yaitu PPLG, DKV, TJKT, dan BD. Pendaftaran saat ini telah memasuki gelombang kedua.
Read Entire Article